Senin, 29 Agustus 2016

cara picking gelombang gempa dengan software dimas

PEMBAHASAN

Gempa memancarkan energi seismik berupa gelombang tubuh dan gelombang permukaan. Gelombang tubuh (body wave) terdiri dari gelombang primer (primary/P wave) dan gelombang sekunder (secondary/S wave). Gelombang permukaan (surface wave) terdiri dari gelombang Rayleigh (R wave) dan gelombang Love (L wave).

Penentuan pusat gempa dimulai oleh pembacaan seismogram (catatan gelombang seismik) yang mengandung beberapa informasi penting yaitu waktu kedatangan gelombang P, S, L dan R dan rata-rata kecepatannya. Informasi ini yang dapat digunakan untuk menentukan jarak dari stasiun ke pusat gempa. Titik pusat tempat bermulanya gempa bumi di dalam bumi disebut Hiposenter sedangkan proyeksi tegak lurus hiposenter di permukaan bumi disebut Episenter.
Pada pembahasan kali ini, yang digunakan hanya Gelombang Primer/Pressure (P)
               Gelombang primer merupakan gelombang yang pertama sekali kita rasakan ketika gempa bumi terjadi karena gelombang ini merambat paling cepat diantara gelombang-gelombang yang lain, kecepatannya sekitar 4600 – 7000 m/s di batuan beku dan makin lambat apabila batunya makin lunak, kalau di tanah sekitar 100-500 m/s (Kohnen, 1974). Gelombang P ini merambat seperti gelombang longitudinal atau gelombang pegas sehingga akan terjadi kompresi (pemampatan) dan dilatasi (perenggangan) partikel medium yang dilewatinya



GELOMBANG PRIMER

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan untuk picking gelombang P :
-          i     : tajam
-          e    : landai
-          ee   : sangat landai


untuk grafiknya kebawah berarti (dilatasi), sedangkan naik (kompresi), berikut adalah grafiknya



Metoda yang dipakai pada pembahasan ini adalah metode lingkaran

Ø  Metoda Lingkaran
Dianggap ada tiga stasiun pencatat , masing–masing S1, S2, dan S3. Dengan  menggunakan dua data stasiun pencatat , S2 dan S3 sebagai pusatnya, dibuat lingkaran-lingkaran dengan jari-jari :
 r2 =  v ( t2 – t1 )
 r3 =  v ( t3 – t1 )
dengan :
            r = jari-jari lingkaran.
            v = kecepatan gelombang
            t = waktu tiba gelombang
Episenter yang dicari adalah pusat sebuah lingkaran yang melalui S1 dan menyinggung kedua lingkaran yang berpusat di S2 dan S3   tersebut.


Gambar 11. Penentuan epicenter gempabumi menggunakan 3 stasiun pemantau. Dalam gambar stasiun pemantau berada dititik A,B dan C. titik D,E,F,G,H dan P adalah titik bantu. titik O adalah epicenter gempabumi (sumber : Geologi dan Perubahan, Tiara Pustaka).

Pada penggunaan praktis, metode ini dilakukan dengan cara berulang-ulang mencoba membuat lingkaran ketiga sehingga didapatkan titik E yang terbaik. Dengan demikian metode ini kurang dapat diandalkan, karena kualitas penentuannya tergantung pada ketelitian penggambaran ketiga lingkaran tersebut.

           


          
       Hasil plottingan menggunakan DIMAS, dengan metode lingkaran:



Text Box: Lokasi gempaGambar disamping, merupakan gambar hasil perpotongan dari 7 stasiun. Dari hasil perpotongan tersebut, maka akan mendapatkan lokasi terjadinya gempanya. Data yang diambil dari 7 stasiun yakni stasiun PBSI, MNSI, LHMI, BKNI, MDSI, KASI, dan KLI.
Untuk posisi gempa di Sumatera Utara:
Central latitude           : 2
Central longitude        : 97
Map orientation          : 0

Pada gambar tersebut untuk menentukan lokasi epicenternya digunakan metode lingkaran.




KESIMPULAN

Lokasi             : Sumatera Utara
Tanggal           : 1 Mei 2014
Waktu             : 21:35:37 WIB

Untuk menentukan lokasi sumber gempa bumi diperlukan data waktu tiba gelombang seismik dengan sekurang – kurangnya 4 data waktu tiba gelombang P dari seismogram yang direkam pada seismograf broadband di Indonesia. Pada gambar diatas menggunakan data gempa dari 7 stasiun, 
Perbedaan data yang diperoleh dengan Dimas, dengan Data gempa yang diambil dari web InaTews:


DIMAS
DATA  INATEWS
Latitude
Longitude
Depth
Latitude
Longitude
Depth
1.715 LU
97.301
36.2
1.91 LU
97.88 BT
12

Hasil Plotting Dimas

Hasil data gempa inaTews

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, untuk data longitude dan latitudenya perbedaannya tidak terlalu signifikan, untuk longitudenya selisihnya mencapai 0.579 sedangkan latitudenya mencapai 0.195. Jika dibandingkan dengan kedalaman, perbedaannya sangat jauh untuk dimas kedalamannya bisa mencapai 36.2 km sedangkan kedalaman yang didapat dari data gempa yang sebenarnya cuman 12 km, perbedaannya cukup drastis selisihnya mencapai 24.2 km.
            Perbedaan pada data dimas dan data aslinya bisa saja disebabkan karna picking P yang kurang tepat, selain itu juga yang dianalisa pada gambar tersebut cuman gelombang P, gelombang S tidak di analisa sehingga datanya masih belum akurat. Seperti yang kita ketahui Episenter gempa dapat ditentukan secara manual, pada data diatas menggunakan metode lingkaran untuk menentukan epicenternya. Selain itu adanya perbedaan metode yang digunakan dalam penentuan pusat gempa tersebut dapat mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan nanti. Seperti yang kita ketahui ada sekiranya 4 metode yang digunakan untuk mengukur hypocenter dan epicenter gempa diantaranya
1.      Metode lingaran
2.      Metode grid search record
3.      Metode Geiger
4.      Metode pendekatan arah

Dengan metode yang pas dan picking yang tepat akan menghasilkan data yang tepat.

0 komentar:

Posting Komentar