cara picking gelombang gempa dengan software dimas
PEMBAHASAN
Gempa memancarkan energi seismik berupa
gelombang tubuh dan gelombang permukaan. Gelombang tubuh (body wave) terdiri
dari gelombang primer (primary/P wave) dan gelombang sekunder (secondary/S
wave). Gelombang permukaan (surface wave) terdiri dari gelombang Rayleigh (R
wave) dan gelombang Love (L wave).
Penentuan pusat gempa dimulai oleh
pembacaan seismogram (catatan gelombang seismik) yang mengandung beberapa
informasi penting yaitu waktu kedatangan gelombang P, S, L dan R dan rata-rata
kecepatannya. Informasi ini yang dapat digunakan untuk menentukan jarak dari
stasiun ke pusat gempa. Titik pusat tempat bermulanya gempa bumi di dalam bumi
disebut Hiposenter sedangkan proyeksi tegak lurus hiposenter di permukaan bumi disebut
Episenter.
Pada pembahasan kali ini, yang
digunakan hanya Gelombang Primer/Pressure
(P)
Gelombang
primer merupakan gelombang yang pertama sekali kita rasakan ketika gempa bumi
terjadi karena gelombang ini merambat paling cepat diantara gelombang-gelombang
yang lain, kecepatannya sekitar 4600 – 7000 m/s di batuan beku dan makin lambat
apabila batunya makin lunak, kalau di tanah sekitar 100-500 m/s (Kohnen,
1974). Gelombang P ini merambat seperti gelombang longitudinal atau
gelombang pegas sehingga akan terjadi kompresi (pemampatan) dan dilatasi
(perenggangan) partikel medium yang dilewatinya
GELOMBANG
PRIMER
Berikut adalah
hal-hal yang harus diperhatikan untuk picking gelombang P :
-
i : tajam
-
e : landai
-
ee : sangat landai
untuk grafiknya kebawah berarti (dilatasi),
sedangkan naik (kompresi), berikut adalah grafiknya
Metoda
yang dipakai pada pembahasan ini adalah metode lingkaran
Ø Metoda Lingkaran
Dianggap ada tiga
stasiun pencatat , masing–masing S1, S2, dan S3. Dengan menggunakan dua data stasiun pencatat , S2 dan S3 sebagai pusatnya, dibuat lingkaran-lingkaran
dengan jari-jari :
r2 = v ( t2 – t1 )
r3 = v ( t3 – t1 )
dengan :
r = jari-jari lingkaran.
v = kecepatan gelombang
t = waktu tiba gelombang
Episenter yang dicari
adalah pusat sebuah lingkaran yang melalui S1 dan menyinggung kedua lingkaran
yang berpusat di S2 dan S3
tersebut.
Pada penggunaan praktis, metode ini dilakukan dengan
cara berulang-ulang mencoba membuat lingkaran ketiga sehingga didapatkan titik
E yang terbaik. Dengan demikian metode ini kurang dapat diandalkan, karena
kualitas penentuannya tergantung pada ketelitian penggambaran ketiga lingkaran
tersebut.
Hasil plottingan menggunakan DIMAS, dengan metode
lingkaran:
Gambar
disamping, merupakan gambar hasil perpotongan dari 7 stasiun. Dari hasil
perpotongan tersebut, maka akan mendapatkan lokasi terjadinya gempanya. Data
yang diambil dari 7 stasiun yakni stasiun PBSI, MNSI, LHMI, BKNI, MDSI, KASI,
dan KLI.
Untuk posisi gempa di
Sumatera Utara:
Central
latitude : 2
Central
longitude : 97
Map
orientation : 0
Pada gambar tersebut
untuk menentukan lokasi epicenternya digunakan metode lingkaran.
KESIMPULAN
Lokasi : Sumatera Utara
Tanggal : 1 Mei 2014
Waktu : 21:35:37 WIB
Untuk menentukan lokasi sumber gempa bumi diperlukan data waktu tiba
gelombang seismik dengan sekurang – kurangnya 4 data waktu tiba gelombang P dari seismogram yang direkam pada seismograf
broadband di Indonesia. Pada gambar diatas
menggunakan data gempa dari 7 stasiun,
Perbedaan
data yang diperoleh dengan Dimas, dengan Data gempa yang diambil dari web
InaTews:
DIMAS
|
DATA INATEWS
|
||||
Latitude
|
Longitude
|
Depth
|
Latitude
|
Longitude
|
Depth
|
1.715 LU
|
97.301
|
36.2
|
1.91 LU
|
97.88 BT
|
12
|
Hasil
Plotting Dimas
Hasil data gempa
inaTews
Dari
data di atas dapat disimpulkan bahwa, untuk data longitude dan latitudenya
perbedaannya tidak terlalu signifikan, untuk longitudenya selisihnya mencapai
0.579 sedangkan latitudenya mencapai 0.195. Jika dibandingkan dengan kedalaman,
perbedaannya sangat jauh untuk dimas kedalamannya bisa mencapai 36.2 km
sedangkan kedalaman yang didapat dari data gempa yang sebenarnya cuman 12 km,
perbedaannya cukup drastis selisihnya mencapai 24.2 km.
Perbedaan pada data dimas dan data
aslinya bisa saja disebabkan karna picking P yang kurang tepat, selain itu juga
yang dianalisa pada gambar tersebut cuman gelombang P, gelombang S tidak di
analisa sehingga datanya masih belum akurat. Seperti yang kita ketahui Episenter gempa dapat ditentukan secara manual, pada data diatas menggunakan metode lingkaran untuk
menentukan epicenternya. Selain itu adanya
perbedaan metode yang digunakan dalam penentuan pusat gempa tersebut dapat
mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan nanti. Seperti yang kita ketahui ada
sekiranya 4 metode yang digunakan untuk mengukur hypocenter dan epicenter gempa
diantaranya
1. Metode
lingaran
2. Metode
grid search record
3. Metode
Geiger
4. Metode
pendekatan arah
Dengan
metode yang pas dan picking yang tepat akan menghasilkan data yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar